Makanan khas Indonesia mempunyai banyak nama yang unik dan tidak mudah dimengerti, untuk itu bagi seluruh pembaca laman ini, saya beritahu nama dan gambar masakannya. siapa tau di menu kafe yang anda datangi terdapat nama masakan aneh yang tercantum. mau tau,,, cari saja disini :)
Minggu, 04 Desember 2011
Sabtu, 03 Desember 2011
Palai Rinuak
Rinuak... adalah ikan yang lebih kecil daripada teri medan. Ikan ini sangat gurih rasanya kalau di palai (pepes). Selain dipepes ikan ini juga 'gak kalah gurihnya kalau dibuat jadi peyek.
Rakik Maco
Kalau di Jawa sih gue bilangnya mirip peyek ikan. Bedanya kalau peyek kan cenderung abstrak tuh bentuknya, alias ga beraturan gitu pinggirnya. Sementara ini berbentuk lingkaran dengan ikan yang dibariskan di dalamnya. Yup, intinya sih lebih rapilah bentuknya..hehe.
Kripik ini mengingatkan gue ketika berada di Padang, yang biasa di bilang rakik maco. Awal disana kita ngga tau kalau namanya rakik. Begitu gue ma teman-teman selesai makan, ditanyalah kita sama penjualnya nambah apa aja…spontan dan sok gaya-gayaan bahasa Padang, bilanglah salah satu temen gue “karupuak ikan batigo”..bingunglah si uninya..bhuhhuuhu. Emang kadang jumlah ikannya beda-beda sih, kabayang kan kalau ikannya “baduo..duo”..huhuhu pacaran deh ikannya dalam rakik.
Kipang Kacang
Kipang kacang yang pasti terbuat dari kacang yang digoreng dan dicampur dengan gula enau yang telah diencerkan. Diaduk rata dan dicetak empat persegi. Bagi mereka yang suka dengan kacang,
galamai
Galamai is The traditional food from Payakumbuh city. It is made from coconut palm sugar with flour, cooked until thickest and ready to serve.
Pangek Masin
Yang sering mampir ke resto atau rumah makan Padang pasti pernah lihat menu ikan dengan kuah santan kuning dan dilengkapi cabe rawit utuh (ga dihaluskan). Pernah lihat kan?! Nah itulah yang namanya pangek masin.
Tanggo-tanggo
Sai saksang tanggo-tanggo
Da lomok-lomok
Saudara mai tu bohi
Gabe mokmok
Sai tudia ma luluan
Na jumonok
Tu lapo ni tulang ta
Beta ma tapajonok
Ombus-Ombus
Ombus-ombus adalah kue tradisional Batak. Tak jelas sejak kapan penganan ini mulai “membudaya”. Namun pada acara seremonial adat Batak tertentu, biasanya ombus-ombus tetap menjadi hidangan sela dibarengi kopi atau teh. Kue yang terbuat dari tepung beras dan kelapa parut yang didalamnya terdapat gula aren ini biasanya lebih enak dinikmati jika panas-panas.
Soal rasa tak perlu ditanya. Bagi yang pernah mencicipnya mungkin akan punya pendapat yang berbeda. Tetapi paduan tepung beras dan gula aren akan memberika cita rasa yang unik.
Kidu - Kidu
|
First to Review: mr_kuliner
Meal Type: Reviewed by: Ratings:
|
|
Saat pertama mendengar ada sebuah rumah makan di kawasan BSD dengan taglinne di sign-nya tertulis: 'NATABO : Resto Masakan Tradisional Batak Asli', saya menjadi penasaran untuk mencari tahu dimana persisnya rumah makan tersebut.
Ternyata rumah makan Natabo begitu mudah ditemukan, karena dekat dengan pintu Tol JORR Serpong, Tangerang di kawasan Ruko Tol Boulevard A/16, BSD City Tangerang.. Lapo ini cukup nyaman dengan bangku kayu khas restoran tradisional Batak, yang sudah dimodifikasi dengan sedikit sentuhan desain modern dengan jam buka dari pk 10:00-20:00 WIB
Rumah makan itu terdiri dari 2 lantai dimana, dimana lantai atasnya full AC di lantai atas untuk kenyamanan, tetapi tentunya tetap tetap lebih nikmat makan di lantai dasar lebih terasa cirri khas tradisional laponya.
Seperti hal-nya makanan yang biasa ada di lapo-lapo lain,disini juga menyediakan makanan khas tradisional maupun hasil modifikasi dari menu tradisional batak seperti dengan nama khas seperti Natabo Rib's, Naniura (ikan mas bumbu jeruk nipis), Nila bakar sambal Tuk-tuk khas Toba,Sayur /Sawi/Pepaya Pulos khas Karo, Kidu-kidu (sosis babi khas batak) dan tentunya Juice Matabe (Terong Belanda + Markisa) yang sudah pasti akan membuat seger dengan rasa kombinasi manis,asam. Khusus untuk Natabo Rib's dan Naniura hanya tersedia hari Sabtu dan Minggu saja.
Saat melihat menunya saya pun tertarik memesan Kidu-kidu dengan harga Rp.20.000, karena penasaran dengan namanya yang baru pertama kali saya dengar namanya..hehehehe, disamping itu juga babi panggang-nya dengan harga Rp.25,000, (untuk kali ini saya memang memilih menu non halal yang kabarnya menjadi andalan lapo ini).
Kidu-kidu sendiri merupakan potongan daging babi yang dgiling dan dibentuk seperti soisi dan disajikan dengan sambel tuk-tuk yang mirip dengan rasa sambal bajak, dan babi panggangnya ternyata memang enak dan empuk beda dengan potongan daging yang lebih tanpa minyak tidak seperti yang tersaji di lapo lainnya.
Ternyata rumah makan Natabo begitu mudah ditemukan, karena dekat dengan pintu Tol JORR Serpong, Tangerang di kawasan Ruko Tol Boulevard A/16, BSD City Tangerang.. Lapo ini cukup nyaman dengan bangku kayu khas restoran tradisional Batak, yang sudah dimodifikasi dengan sedikit sentuhan desain modern dengan jam buka dari pk 10:00-20:00 WIB
Rumah makan itu terdiri dari 2 lantai dimana, dimana lantai atasnya full AC di lantai atas untuk kenyamanan, tetapi tentunya tetap tetap lebih nikmat makan di lantai dasar lebih terasa cirri khas tradisional laponya.
Seperti hal-nya makanan yang biasa ada di lapo-lapo lain,disini juga menyediakan makanan khas tradisional maupun hasil modifikasi dari menu tradisional batak seperti dengan nama khas seperti Natabo Rib's, Naniura (ikan mas bumbu jeruk nipis), Nila bakar sambal Tuk-tuk khas Toba,Sayur /Sawi/Pepaya Pulos khas Karo, Kidu-kidu (sosis babi khas batak) dan tentunya Juice Matabe (Terong Belanda + Markisa) yang sudah pasti akan membuat seger dengan rasa kombinasi manis,asam. Khusus untuk Natabo Rib's dan Naniura hanya tersedia hari Sabtu dan Minggu saja.
Saat melihat menunya saya pun tertarik memesan Kidu-kidu dengan harga Rp.20.000, karena penasaran dengan namanya yang baru pertama kali saya dengar namanya..hehehehe, disamping itu juga babi panggang-nya dengan harga Rp.25,000, (untuk kali ini saya memang memilih menu non halal yang kabarnya menjadi andalan lapo ini).
Kidu-kidu sendiri merupakan potongan daging babi yang dgiling dan dibentuk seperti soisi dan disajikan dengan sambel tuk-tuk yang mirip dengan rasa sambal bajak, dan babi panggangnya ternyata memang enak dan empuk beda dengan potongan daging yang lebih tanpa minyak tidak seperti yang tersaji di lapo lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)
Terbuai nikmatnya masakan tradisional batak